Jumat, 28 Oktober 2016

Kesadaran Beragama


Orang dewasa yang sudah berumur 5 tahun belum tentu memiliki kesdaran beragama yang mantab,bahkan mungkin kepribadianya masih belum dewasa atau masih (immature),ada pula remaja yanng berumur di bawah 23 tahun telah memiliki kesdaran beragama yang cukup dewasa,tercapainya kematangan kesdaran beragama seseorang bergantung pada kecerdasan,kematangan alam perasaan,kehidupan motivasi pengalaman hidu,dan keadaan lingkungan sosial budaya.
1.Kesadaran Beragama
                Pengertian kesdaran beragama dalam tulisan inin meliputi rasa keagamaan,pengalaman ke tuhanan,keimanan,sikap dan tingkah laku keagamaan,yang teroganisasi dala sistem mental dari kepribadian.karena agama melibatkan seluruh fungsi jiwa-raga manusia,maka kesdaran beragama pun mencakup aspek aspek afektif,konotatif,kognitif dan motorik,sedangkan keterlibatan fungsi motorik nampak dalam perbuatan dan gerakan tingkah laku keagamaan,pengambaran tentang kemantapan kesdaran beragama tidak dapat terlepas dari kriteria kematangan kepribadian,seseorang yg tidak beragama(atheis)mungkin saja memiliki kepribadian yang matang walauoaun ia tidak memiliki kesdaran beragama
Gordon W.Allport (1962) mengemukakakn 3 ciri kepribadian yang matang
                A.berkembangnya kebutuhan bersosial psikologis,rohaniah dan arah minat yang menuju pada pemuasan ideal dan nilai – nilai  sosial  budaya melampaui kebutuhan bilogis atau hawa nafsu,sebaliknya orang yg tidak mapu mengendalikan dorongan bilogisnya atau tingkah lakunya dikendalika n oleh hawa nafsu nya menunujukan kepribadian yg masih kanak kanak,kerpibadian yg matang tidak lagi bersifat egosentris
                B.kemampuan mengadakan intropeksi,merefleksikan diri sendiri memandang diri sendiri secara objektif dan kemampuan untuk mendapat kan pemahaman tentang hidup dan kehidupan,dengan pemahamamn terhadap diri sendiri sebagaiamanaorang lain mengenalnya,individu akan mampu menempatkan dirinya dalam hubungan dengan orang lain,masyrakat dan alam semesta
                C.keprbadian yang matang selalu memiliki filsafata hidup yang utuh walaupun mungkin bukan berasal dari filsafat agam atau kurag terolah dalam bentuk bahasa,walaupun setiap kepribadian yang matang belum tentu memilliki pandangan hidup keagamaan,karena mungkin ia memiliki pandangan hidup keagamaan,karena mungkin ia memiliki pandangan hidup filosof lainya,namun kemantangan kepribadianya tanpa dilandasi agama akan menunjukan kehidupan yg miskin,kuarng bermakna dan mudah goyah.
Carl Gustav Yung(1875-1961) seorang ahli psikologi menyimpulkan pegalamanya sebagai berikut:
                Pada 30 tahun terakhir ini,banyak orang yg meminta kepada say,dari negara maju untuk meneliti sebab sebab timbulnya penyakit jiwa.tenyata pangkal persoalan dari para penderita penyakit tersebut yg telah melewati separuh dari kehidupan mereka,yaitu setalah berumur 35 tahun tahn tidak lain adalah karena hati mereka tertutup dari doktrin agama.merupakan hal yg dapat mungkin dikatakan bahwa penyakit mereka tidak lain karena mereka kehilangan sesuatu yang telah di berikan ole agama kepada orang yg memepercayainya pada setiap mas.tidak ada seoang pun di antara mereka itu yang sembuh melainkan mereka kembali pada konsepsi keagamaan.
2.Kesadaran Beragama pada Masa Anak-Anak
                Pada waktu lahir,anak belum beragama.ia baru memiliki potensi atau fitrah untuk berkembang menjadi manusia beragama.selaras dengan perkembangan kepribadianya,kesadaran beragam seseorang juga menunjukan adanya kontinutias atau berlanjut dan tidak terputus walaupun pekembangan kesadaran beragama itu berlanjut namun,setiap fase perkembangan menunujukan adanya ciri-ciri tertentu.ciri-ciri umum kesadaran beragama pada masa anak-anak.
                a.Pengalaman Ke-tuhanan yang lebih bersifat afektif,emosional dan egosentris
ubungan emosional yang di warnai kasih sayang dan kemeseraan antara orantua dan anak anak meinmbulkan proses identifikasi,yaitu proses penghayatan dan peniruan secara tidak sepenuhnya disadari oleh si anak terhadap sikap dan perilaku orangtua.si anak menghayati tuhan lebih sebagai pemuas keinginan dan hayalan yg bersifat egosentris,jika si anak di suruh berdoa ia akan memohon kepada tuhan unutuk di beri mainan,permen,kue,buah buahan  atau alat pemuas kebuthan  bilogis lainya yang bersifat kongkret dan segera,tuhan adalah pengasih,penyayang,pelindung,pemberi rasa aman,tentram dan pemuas kebutuhan alam perasaan lainya.untuk itu orang tua harus bersikap sebagai pengasih,penyayayang,pelindung dan pemuas kebutuhan emosional anak.
                b.Keimanannya bersifat magis dan anthropomorphis yang berkembang menuju ke fase realisitik
keimana  kepada tuhan belu merupaka m suatu keyakinan sebagai hasil hasil pemikiran yg objektif,akan tetapi lebih merupakan bagian dri kehudpan alam perasaan yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwanya akan kasih sayang,rasa aman dan kenikmatan jasmaniah,tuha  di hayati secara kongkret sebagai pelindung pemberi kasih sayang dan pemberi kekuatan gaib,semacam tongkat Nabi Musa atau cicin Nabi sulaiman untuk menjadi alat bagi pemenuh pemuasan kebutuhan dan keinignanya yang bersifat egosentris dan segera.dengan bertambah nya umur,peikirian yang bersifat tradisonal kongkret beralih pad nilai wujud atau eksistensi hasil pengamatan,tuhan  bukan hhaya pencipta dirinya,tetapi tuha  juga adalah pencipta alam semesta yang melimpahkan rahmat nya bagi seluruh mahluk rahmat tuhan yang di berikan kepadanya hanyalah merupakan sebagian kecil saja dari kasih sayanga tuhan yang tak terbatas.kepercayaan pada hantu,azimat,benda keramat yang memiliki kekuatan adalah sejalan dengan fungsi kognitifnya yg mempersepsikan segala sesuatu sebagai bernyawa dan dinamis.
                c.peribadatan anak masih merupakan tiruan dan kebiasaan yang kurang dihayati
pada usia  12 tahun pertama merupakan tahu tahun sosialisai,di siplin,dan tumbuhnya kesdaran  moral.tuhan bukan hanya sebagai pemberi kepuasan emosional, teatapi juga hakim yg maha adil sebagai keharusan dalam kehidupan bermoral.tuham akan selalu mengawasi dan mengetahui segala sikap dan perilakunya.serta akan meberikan pertolongan dan ganjaran apanbila ia berbuat kebaikan.Penigkatan rasa ketuhana dalamhubungan emosional yang di perkuat dengan ikatan moral akan dapat menumbuhakan penilaian,bahwa kebaikan tertinggi adalah mengikuti perintah allah,dan meninggal kan larangan nya.
3.Kesadaran beragama
                Selaras dengan jiwa remaja  yg berada dalam transisi dari mas anak anak menuju ke dewasaan,maka kesdaran beragama pada masa remaja berda dalam keadaan peralihan dari kehidupan beragam anak anak menuju kemantapan beragama.di samping itu remaja,mulai menemukan peglaman dan pennghayatan ketuhanann yang bersifat individual dan sukar di gambr kan ke pada orang lain seperti dalam perdebatan.keimamananya mulai otononm,hubungan dengan tuhan makin di setai kesdaran dan kegiatanya dlama bermasyarakat main di warnai oleh rasa keagamaan.
a.       Pengalaman ketuhanannya makin bersifat individual
Remaja makin mengenal dirinya.iya menemuka dirinya buka nhn ya skedra abadan jamaniah,tetapi merupakan sesuatu kehidupan sikologis rohaniah berupa pribadi.remaja bersifat kritsi terhadap dirinya sendiri dan segaka sesuatu yg menjadi milik pribadinya pennghayatan penemuandiri pribadi ino dinamakan indviduasi,yaitu adanya garis pemisah yg tegas dan bukan diri sendir,anatar aku dan bukan aku,antar subjek dan dunia sekitar.si remaja memerlukan kawan setia atau pribadi yg mampu menampuka keluhan keluhan nya melindungi,membimbing,mendorong dan mebberi peetunjuk jalan yg dapa mengembankan kepribadianya.
Keadaan labil yg menekan menyebabkan si remaja mencari ketentraman dan pengangan hidup.si remaja berpaling kepada tuhan sebagai satu satunya pegangan hidup,pelindung,dan penunjuk jalan dalam dkegoncangan sikologis yg di alamainya.
b.Keimanannya  makin menuju rellitas sebenarnya
si remaj mulai mngerti bahwa kehidupan tidak hanya seperti di jumpainya secara kongkret,tetapi mempunya makina lebih dalam.ia mulai memiliki pengertian yg di perlukan untuk menangkap dan mengolah dunia rohniah.ia melihat adanya bermacam macam filsafat dan pandangan hidup.dengan berkembangnya kemmapuan berfikir secara abstrak,si remaja mampu pula menerima dan ajaran agama yg berhubungan dengan masalah gaib,abstrak dan rohaniah,seperti kehiduoan alam kubur,hari kebangkitan,surga,neraka,bidadari,malaikat,jin,setan,dan sebagainya
c.peribadatan mulai disertai penhayatan yg tulus agam a

agam adalah pegalaman dan penghayatan dunia dalam seroran tentang ketuhanan di sertai keimanan dan peribadatan.pengalamna ini besifat subjektif yg sukar di terangkan kepada orang lain.agam bukan lah sekedara kumpulan filsafat tentang dunia lain tapin agama harus di sertai tindakan kongkret.perpecahan dan kegoncangan kepribadian yg di alam remaja terlihat pula lapangan peribadatan.si remaja dapat menjadi seorang yang kelihatan paling beragama dengan melakukan ibdadah yg intensif,seperti berpuasa berhari hari,membaca alquran berjam jam atau berdoa setiap malam jadi sering terlihat kesibukan beribadah yang berlebihan yg mudah berubah yang menjadi sikap acuh tak acuh terhadap ibadah.kesadaran  atau norma norma agama berarti si remaja menghayati,menginternalisasikan dan mengintegerasikan norma tersebut ke dalam diri pribadinya sehingga menjadi bagian dari hati nurani dan keprinbadianya.

Asensi agama adalah pengalaman kehadiran tuhan,kekuatan yg tertinggi .pada masa remaja di mulai pembentukan dan perkembangan suatu sisitem moral pribadi sejalan dengan pertumbuhan pengalaman keagamaan yg individual.ia pun akan menemukan prinsip dan norma pegangan hidup,hati nurani,serta makna dan tujuan hidupnya.

4.kesdaran beragama
Dalam perkembangan jiwa seseorang,penglaman kehidupan beragama sedikitb demi sedikit makin mantab sebagai suatu yunit yg otonom dalam kepribadianya.emosi berfungsi melandasi dan mewarnainya,sedangkan intelegensi yg mengorganisasi dan mempolakanya.kesdaran beragama merupaka dasar dan arah dari kesiapan seserorang mengadakan tanggapan,reaksi,pengolahan dan pnyesuaian diri terhadap ransangan yg datang dari dunia luar.seseorang yang memiliki kesdaran beragama yang telah matab masih merasakan bahwa kehidupan beragamanya belum sesuai dengan yang di cita cita kan.kehidupan beragama yang di idealkan selalu ada di depan kesdaran beragama,yang mampu di realisasikan dalam  perbuatan sehari hari.makin mantab kesdaran beraqgamanya jurang pemisah antara realisasi praktisdengan konsepsi idealnya semakin dekat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar