
Sejak aku mengenal Rio, saat itu juga
aku mulai bisa melupakan semua hal buruk yang pernah terjadi pada kehidupanku. Ya,
Rio adalah murid pindahan dari Jakarta. Dari semua teman sekolah yang
menjauhiku, dia memintaku untuk menjadi temannya.
Chapter 1
" Apa kau baik baik saja ?". tanya seseorang berdiri disampingku. "
kulihat kau selalu
sendirian ...
mungkin aku bisa membantu menyelesaikan masalahmu". tambahnya.
" Apa.. aku terlihat menyedihkan ?". tanyaku dengan menunduk.
" Arghh tidak ..bukan begitu maksudku, hmmm... apa aku boleh duduk
disampingmu ? ". katanya sedikit ragu. " dari tadi aku
hanya memandangmu dari kejauhan, kau pura pura tidak tau ya ? kau bahkan sempat
menoleh. Tapi malah mengabaikanku. Aku Rio, kau yang bernama Tania itu kan ? ". Tambahnya,
kemudian duduk disampingku.
" Apa kau sudah selesai bicara
?". tanyaku memandangnya.
"... kenapa kau memandangku seperti
itu ? kau membuatku takut". jawabnya dengan
bercanda.
" Apa kau merasa kasihan padaku ? kau mau mengejekku
seperti anak yang lain ?". tanyaku.
" Tidak, kenapa kau bicara seperti itu ? aku hanya.."
Belum
sempat Rio
menyelesaikan perkataannya, seorang laki-laki yang tampan menaiki sepeda dengan memakai sragam SMA pun datang menghampiri
mereka.
" Tania ayo pulang... ". katanya " apa kau temannya
Tania ?"
tanyanya kepada Rio.
" Iya kak, kami satu kelas, perkenalkan nama saya Rio murid pindahan". Jelasnya pada laki- laki
SMA tersebut.
" Saya Reyhan, kakak Tania" kata Reyhan. " hmm apa kau mau pulang bersama temanmu ?". tanya Reyhan,
pertanyaan itu ditujukan kepada Tania. "kulihat kalian membicarakan hal
yang serius ".
" tidak ". jawab Tania singkat. Kemudian Tania bergegas
pergi. Reyhan heran dengan sikapnya Tania. Dia berpkir mungkin saja Tania malu
karena Reyhan mengetahuinya sedang mengobrol dengan teman laki-lakinya.
" Rio, Sampai Jumpa besok yah ". Kata Reyhan
kepada Rio. Rio membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum. Kemudian Reyhan pun
menyusul Tania.
" Tania senang berkenalan denganmu
, sampai
jumpa besok” batin Rio
°°°°°°°°°°°°°
Hari ini kota bogor dilanda hujan, bahkan diperkirakan akan datang
banjir. cuaca buruk seperti ini.. membuat para orang tua khawatir jika anaknya
memaksakan untuk sekolah. seperti halnya Tania, ia tetap bersikeras untuk sekolah
meskipun hujan deras, ia tidak peduli.. karena ia
“ Aku menyukai hujan” batin Tania
" Tania, kau tetap akan pergi sekolah ?
". tanya
neneknya. "
Iya Nek". kata Tania dengan lembut. " Hari ini kakakmu
sedang sakit, siapa yang akan mengantarnmu ?" tanyanya kemudian ". Tania bisa jalan kaki nek ". jawab Tania.
" Oh baiklah... nenek tidak akan pernah bisa
memaksamu.. sifatmu sangat mirip dengan Ayahmu.. hiks" kata Nenek Tania. " Nenek... jangan sedih". Tania pun memeluk neneknya. " apa kau sudah menyiapkan mantelmu ? ". Tania
mengangguk,
" baju gantimu?". Tania mengangguk kedua kalinya.
" Tania berangkat dulu ya nek. assalamualaikum.." sambil mencium tangan nenek.
" iya waalaikumsalam, hati-hati di jalan yah".
Tania
gadis yang terkenal periang ini, seminggu lalu tiba saja menjadi pendiam.
sejak kecelakaan yang terjadi pada kedua
orang tuanya, yang mengakibatkan ke dua orang tuanya meninggal dunia. Ia
menjadi sangat pendiam, dan di ejek teman sekolahnya karena tidak memiliki
orang tua. Membuatnya selalu tertekan dengan perilaku yang ia dapat dari teman
sekolahnya.
" Tania !! ". teriak Rio dari kaca Mmobilnya. Tania pun mencari sumber
suara. Rio pun keluar dari mobilnya dan menghampiri Tania,
“Dia lagi” batin Tania.
" Kau masih mengingatku ? aku Rio.. " katanya dengan ceria.
" Kau lagi... " kata Tania
" mengapa kau jalan kaki ? Apa
rumahmu dekat dengan sekolah ? "
tanyanya pada Tania. " Itu bukan urusanmu." Jawab Tania sadis.
" wahh.. bicaramu kasar sekali, apa
kau selalu berbicara seperti itu kepada orang yang baru kau kenal ? bagaimana
jika kau ikut denganku, hujanya tambah deras, anginnya juga tambah kencang apa
kau mau mati kedinginan ?". tanya Rio khawatir.
" Den Rio !! nyonya akan memarahi
saya !! cepat masuk " teriaknya kepada Rio.
" ikut denganku !! ". katanya.
Dia menarik tangan Tania
dan memaksanya masuk
ke dalam mobilnya.
" sekarang kau boleh membuka mantelmu .."
tawarnya " aku tidak tega jika melihat gadis kehujanan.. kau harus tau itu
! " tambahnya setengah berteriak.
Tania sedikit
terkejut dengan
perkataan Rio. Sikap
khawatirnya yang ia tujukan kepada Tania membuatnya hatinya tersentuh, terlebih
pipinya kini memerah . Akhirnya Tania hanya diam dan menunduk, sadar akan hal itu Rio meminta maaf padanya.
" ... Maaf aku tidak bermaksud teriak
padamu.. " katanya merasa bersalah.
" Aku menyukai hujan " kata Tania
kemudian.
" heh ? " -_-
" aku mau turun di sini" kata Tania.
" kau ini -_-, kenapa sulit sekali untuk berbicara
denganmu?.
" Heh ? ". Tania bingung dengan pernyataan
Rio.
" Paman Sam !! " panggilan akrabnya Rio terhadap
supirnya.
" Iya Den, sebentar lagi kita sampai
sekolah" jawab supirnya.
"Paman, hari ini aku ingin mengutarakan keinginan,
bisakah paman mengabulkannya ?" tanya Rio dengan senyum mencurigakan.
" tentu saja bisa Den ". Paman Sam sedikit
ragu ragu.
" hari ini aku ingin bolos sekolah " terang Rio.
Paman Sam terkejut dengan perkataan Rio, terlebih Tania. Karena
tiba-tiba saja Rio meminta paman Sam untuk menghentikan mobilnya dan memintanya
untuk tidak melaporkan kepada tuan Nyonya, walaupun harus berbohong akhirnya
paman Sam membolehkannya untuk bolos sekolah.
" tapi, hari ini saja ya den ? Nyonya bisa marah
kalau mengetahui den Rio bolos sekolah " terang paman Sam. " Siap ndan" sambil hormat,
hal ini membuat Tania tertawa karena sikap kekanak-kanakan Rio. Sadar karena
hal itu, Rio pun tersenyum malu kepada Tania.
" kau mau kan menemaniku untuk bolos sekolah ? " tanya Rio penuh
harap.
" kenapa harus aku ? " canda Tania, sedikit tersenyum.
" karena aku ingin jadi temanmu Tania, " terang Rio
sambil memandang Tania.
Hari ini, Tania benar-benar di buat terkejut oleh pernyataan Rio yang
terlihat sangat tulus, membuat hati Tania tarasa nyaman di samping Rio, membuat
Tania tersenyum kembali seperti semula. Sepertinya Rio adalah malaikat yang
dikirim Tuhan untuk menyembuhkan luka kesedihan yang dialami Tania, karena
kepergian orang tuanya.. membutanya kembali ceria
" benarkah? ". tanya Tania sambil memalingkan muka merahnya.
" apa kita akan hujan-hujanan ? " . tanyanya
kemudian sambil memandang Rio.
" tentu saja, Bukankah kau suka Hujan ? "
Sepertinya aku lebih menyukaimu Rio...
To be continued . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar