Rabu, 12 Oktober 2016

Kamu dan Hujan




Sejak aku mengenal Rio, saat itu juga aku mulai bisa melupakan semua hal buruk yang pernah terjadi pada kehidupanku. Ya, Rio adalah murid pindahan dari Jakarta. Dari semua teman sekolah yang menjauhiku, dia memintaku untuk menjadi temannya.




                                                                Chapter 1

" Apa kau baik baik saja ?". tanya seseorang berdiri disampingku. " kulihat kau selalu
 sendirian ... mungkin aku bisa membantu menyelesaikan masalahmu". tambahnya.
" Apa.. aku terlihat menyedihkan ?". tanyaku dengan menunduk.
" Arghh tidak ..bukan begitu maksudku, hmmm... apa aku boleh duduk disampingmu ? ". katanya sedikit ragu. " dari tadi aku hanya memandangmu dari kejauhan, kau pura pura tidak tau ya ? kau bahkan sempat menoleh. Tapi malah mengabaikanku. Aku Rio, kau yang bernama Tania itu kan ? ". Tambahnya, kemudian duduk disampingku.
" Apa kau sudah selesai bicara ?". tanyaku memandangnya.
"... kenapa kau memandangku seperti itu ? kau membuatku takut". jawabnya dengan
bercanda.
" Apa kau merasa kasihan padaku ? kau mau mengejekku seperti anak yang lain ?". tanyaku.
" Tidak, kenapa kau bicara seperti itu ?  aku hanya.."

      Belum sempat Rio menyelesaikan perkataannya, seorang laki-laki yang tampan menaiki sepeda dengan memakai sragam SMA pun datang menghampiri mereka.
" Tania ayo pulang... ". katanya " apa kau temannya Tania ?" tanyanya kepada Rio.
" Iya kak, kami satu kelas, perkenalkan nama saya Rio murid pindahan". Jelasnya pada laki- laki SMA tersebut.
" Saya Reyhan, kakak Tania" kata Reyhan. " hmm apa kau mau pulang bersama temanmu ?". tanya Reyhan, pertanyaan itu ditujukan kepada Tania. "kulihat kalian membicarakan hal yang serius ".
" tidak ". jawab Tania singkat. Kemudian Tania bergegas pergi. Reyhan heran dengan sikapnya Tania. Dia berpkir mungkin saja Tania malu karena Reyhan mengetahuinya sedang mengobrol dengan teman laki-lakinya.
" Rio, Sampai Jumpa besok yah ". Kata Reyhan kepada Rio. Rio membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum. Kemudian Reyhan pun menyusul Tania.

" Tania senang berkenalan denganmu , sampai jumpa besok” batin Rio

°°°°°°°°°°°°°

        Hari ini kota bogor dilanda hujan, bahkan diperkirakan akan datang banjir. cuaca buruk seperti ini.. membuat para orang tua khawatir jika anaknya memaksakan untuk sekolah. seperti halnya Tania, ia tetap bersikeras untuk sekolah meskipun hujan deras, ia tidak peduli.. karena ia

Aku menyukai hujan” batin Tania

" Tania, kau tetap akan pergi sekolah ? ". tanya neneknya. " Iya Nek". kata Tania dengan lembut. " Hari ini kakakmu sedang sakit, siapa yang akan mengantarnmu ?" tanyanya kemudian ". Tania bisa jalan kaki nek ". jawab Tania.
" Oh baiklah... nenek tidak akan pernah bisa memaksamu.. sifatmu sangat mirip dengan Ayahmu.. hiks"  kata Nenek Tania. " Nenek... jangan sedih". Tania pun memeluk neneknya. " apa kau sudah menyiapkan mantelmu ? ". Tania mengangguk,
" baju gantimu?". Tania mengangguk kedua kalinya.
" Tania berangkat dulu ya nek. assalamualaikum.." sambil mencium tangan nenek.
" iya waalaikumsalam, hati-hati di jalan yah".

     Tania gadis yang terkenal periang ini, seminggu lalu tiba saja menjadi pendiam.
sejak kecelakaan yang terjadi pada kedua orang tuanya, yang mengakibatkan ke dua orang tuanya meninggal dunia. Ia menjadi sangat pendiam, dan di ejek teman sekolahnya karena tidak memiliki orang tua. Membuatnya selalu tertekan dengan perilaku yang ia dapat dari teman sekolahnya.

" Tania !! ". teriak Rio dari kaca Mmobilnya. Tania pun mencari sumber suara. Rio pun keluar dari mobilnya dan menghampiri Tania,

Dia lagi” batin Tania.

" Kau masih mengingatku ?  aku Rio.. " katanya dengan ceria.
" Kau lagi... " kata Tania
" mengapa kau jalan kaki ? Apa rumahmu dekat dengan sekolah ?  " tanyanya pada Tania. " Itu bukan urusanmu." Jawab Tania sadis.
" wahh.. bicaramu kasar sekali, apa kau selalu berbicara seperti itu kepada orang yang baru kau kenal ? bagaimana jika kau ikut denganku, hujanya tambah deras, anginnya juga tambah kencang apa kau mau mati kedinginan ?". tanya Rio khawatir.
" Den Rio !! nyonya akan memarahi saya !! cepat masuk " teriaknya kepada Rio.
" ikut denganku !! ". katanya. Dia menarik tangan Tania dan memaksanya masuk ke dalam mobilnya.
" sekarang kau boleh membuka mantelmu .." tawarnya " aku tidak tega jika melihat gadis kehujanan.. kau harus tau itu ! " tambahnya setengah berteriak.

      Tania sedikit terkejut dengan perkataan Rio. Sikap khawatirnya yang ia tujukan kepada Tania membuatnya hatinya tersentuh, terlebih pipinya kini memerah . Akhirnya Tania hanya diam dan menunduk, sadar akan hal itu Rio meminta maaf padanya.

" ... Maaf aku tidak bermaksud teriak padamu.. " katanya merasa bersalah.
" Aku menyukai hujan " kata Tania kemudian.
" heh ? " -_-
" aku mau turun di sini" kata Tania.
" kau ini -_-, kenapa sulit sekali untuk berbicara denganmu?.
" Heh ? ". Tania bingung dengan pernyataan Rio.
" Paman Sam !! " panggilan akrabnya Rio terhadap supirnya.
" Iya Den, sebentar lagi kita sampai sekolah" jawab supirnya.
"Paman, hari ini aku ingin mengutarakan keinginan, bisakah paman mengabulkannya ?" tanya Rio dengan senyum mencurigakan.
" tentu saja bisa Den ". Paman Sam sedikit ragu ragu.
" hari ini aku ingin bolos sekolah " terang Rio.

      Paman Sam terkejut dengan perkataan Rio, terlebih Tania. Karena tiba-tiba saja Rio meminta paman Sam untuk menghentikan mobilnya dan memintanya untuk tidak melaporkan kepada tuan Nyonya, walaupun harus berbohong akhirnya paman Sam membolehkannya untuk bolos sekolah.

" tapi, hari ini saja ya den ? Nyonya bisa marah kalau mengetahui den Rio bolos sekolah " terang paman Sam. " Siap ndan" sambil hormat, hal ini membuat Tania tertawa karena sikap kekanak-kanakan Rio. Sadar karena hal itu, Rio pun tersenyum malu kepada Tania.
" kau mau kan menemaniku untuk bolos sekolah ? " tanya Rio penuh harap.
" kenapa harus aku ? " canda Tania, sedikit tersenyum.
" karena aku ingin jadi temanmu Tania, " terang Rio sambil memandang Tania.

       Hari ini, Tania benar-benar di buat terkejut oleh pernyataan Rio yang terlihat sangat tulus, membuat hati Tania tarasa nyaman di samping Rio, membuat Tania tersenyum kembali seperti semula. Sepertinya Rio adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk menyembuhkan luka kesedihan yang dialami Tania, karena kepergian orang tuanya.. membutanya kembali ceria 

" benarkah? ". tanya Tania sambil memalingkan muka merahnya.
" apa kita akan hujan-hujanan ? "  . tanyanya kemudian sambil memandang Rio.
" tentu saja, Bukankah kau suka Hujan ? " 


Sepertinya aku lebih menyukaimu Rio...

To be continued . . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar