Jumat, 03 Maret 2017

definisi, sejarah dan ruang lingkup psikologi pendidikan

  Definisi psikologi pendidikan
a.       Definisi psikologi
Psikologi  bersumber dari bahasa yunani yaitu psyche yang berarti jiwa, logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa. Karena beberapa alasan tertentu  ( seperti timbulnya konotasi atau arti lain yang menganggap psikologi sebagai imu yang menyelidiki jiwa ), sekurang-kurangnya selama dasarwasa terakhir ini menurut hemat penyusun istilah ilmu jiwa itu sudah angat jarang dipakai orang. Psikologi pada mulanya, digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka daalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai yang modern.Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika filosofis. Kaidah saintifik dan patokan etika filosofis ini tidak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan psikologi (Reber, 1988).
      Namun secara lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi di definisikn sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara melakukan sesuatu, dan juga memahami cara makhluk tersebut berpikir dan berperasaan (Gleitman, 1986) menurut Chaplin (1972) psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan. Selanjutnya dalam ensiklopedia pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.Dalam ensiklopedia ini dibatasi pula bahwa gejala dan kegiata jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungan.

b.      Definisi pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran .selanjutnya pengertian “pendidikan” menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Jika pengertian seperti ini kita pedomani, setiap orang yang berkewajiban mendidik ( seperti guru dan orang tua ) tentu harus melakukan perbuatan mengajar. Padahal, mengajar pada umumnya diartikan secara sempit dan formal sebagai kegiatan menyampaikan materi pada pelajaran kepada siswa agar ia menerima dan menguasai materi pelajaran tersebut, atau dengan kata lain agar siswa tersebut memiliki ilmu pengetahuan. 

c.       Definisi psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah sub disiplin psikologi bukan psikologi itu sendiri. Mereka menganggap psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep, dan metode sendiri. Hal ini konon terbukti dengan banyaknya hasil hasil riset psikologi lain yang diangkat menjadi teori, konsep, dan metode psiokologi pendidikan. Salah seorang ahli yang menganggap pendidikan sebagai subdisplin psikologi terapan (applicable) adalah Arthur S Reber (1988) dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi adalah berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal hal sebagai berikut
1.      Penerapan prinsip prinsip dalam kelas
2.      Pengembangan dan pembaruan kurikulum

3.      Ujian dan evalusi bakat dan kemampuan
4.      Sosialisasi proses proses dan interaksi proses proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
5.      Penyelenggaraan pendidikan keguruan
Secara lebih sederhana dan praktis, Barlow (1985) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses mengajar belajar secara lebih efektif. Tekanan definisi ini secara lahiriah hanya berkisar sekitar proses interaksi antar guru dan siswa dalam kelas. Sementara itu, Tardif (1987) mendefinisika psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pngetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha usaha pendidikan, adapun ruang lingkupnya meliputi :
1.      Situasi atau tempat yang berhubungan dengan mengajar dan belajar
2.      Tahapan tahapan dalam mengajar dan belajar
3.      Hasil hasil yang dicapai oleh proses mengajar dan belajar
Selanjutnya, berdasarkan pertimbangan definisi definisi di atas dan diperkuat kenyataan sehari hari, dapat dipastikan bahwa disiplin psikologi pendidikan pada dasarnya mencurahkan perhatiannya pada perbuatan atau tindak tanduk orang orang yang belajar dan mengajar.Oleh karenanya, psikologi pendidikan mempunyai 2 objek riset dan kajian.
1.      Siswa, yaitu orang orang yang belajar, termasuk pendekatan strategi faktor yang mempengaruhi, dan prestasi yang dicapai.
2.      Guru, yaitu orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk metode, model, strategi dan lain lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian materi pelajaran.
Witherington (Buchori, 1978) menegaskan pendiriannya bahwa psikologi pendidikan itu bukan hanya sebagai psikologi terapan yang seolah olah tidak memiliki

hak hidup sendiri. Alasan yang dikemukakannya adalah psikologi pendidikan sebagai sebuah sains telah memiliki sendiri hal hal berikut.
1.      Susunan prinsip prinsip dan kebenaran kebenaran dasar yang tersendiri
2.      Faktor faktor yang bersifat objektif dan dapat diperiksa kebenarannya
3.      Teknik teknik khusus yang berguna untuk melakukan penyelidikan dan risetnya sendiri.

Pendidikan, selain merupakan prosedur juga merupakan lingkungan yang menjadi tempat terlibatnya individu yang sering berinteraksi. Dalam interaksi antarindividu ini baik antara guru dengan para siswa maupun antar siswa dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa psikologis. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat. Para pendidik khususnya para guru di sekolah, sangat diharapkan memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses mengajar-belajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
Ada beberapa hal penting mengenai kajian psikologi pendidikan, antara lain :
1.      Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil hasil temuan riset psikologis
2.      Hasil hasil temuan riset psikologis tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa hingga menjadi konsep konsep, teori teori, dan metode metode serta strategi strategi yang utuh
3.      Konsep, teori, metode, hingga strategi tersebut kemudian disistematisasikan sedemikian rupa hingga menjadi “repertoire of resources” yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik praktik kependidikan khususnya dalam proses mengajar-belajar.




  Sejarah singkat psikologi pendidikan
Sejarah khusus yang mengungkapkan secara cermat dan luas tentang psikilogi pendidikan, hingga kini sesungguhnya masih perlu dicari. Hal ini terbukti karena kebanyakan karya tulis yang mengungkapkan “riwayat hidup” psikologi pendidikan masih sangat langka. Karya tulis yang membahas riwayat psikologi yang sekarang pada umumnya tentang berbagai psikologi yang dicampur aduk menjadi satu, sehingga menyulitkan identifikasi terhadap jenis psikologi tertentu yang ingin diketahui.
Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon pernah dilakukan secara sederhana oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphy pada tahun 1929 dan Burt pada tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang di wilayah Inggris (David, 1972). Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tidak dapat kita jadikan acuan bukan hanya karena keterbatasan wilayah pengembangannya saja, melainkan juga karena telah kadaluarsa karya-karya tulisan tersebut.
            Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan psikologi dalam dunia pendidikan sudah berlangsung sejak zaman dahulu meskipun istilah psikologi pendidikan pada masa awal pemanfaatannya belum dikenal orang. Namun, dengan perkembangan sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembang secara resmi (belum diketahui tahunnya) sebuah cabang khusus psikologi yang disebut psikologi pendidikan itu. Kemudian menurut David (1972) pada umumnya para ahli memandang bahwa Johan Friedrich Hrbart adalah bapak psikologi pendidikan yang konon menurut para ahli masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya.
            Herbart adalah seorang filosof dan pengarang ternama yang lahir di Oldenburgh, Jerman, pada tanggal 4 Mei 1776. Pada saat usianya menginjak 29 tahun is menjadi dosen filsafat di Gottingen dan mencapai puncak kariernya pada tahun 1809 ketika dia diangkat menjadi ketua Jurusan Filsafat di Konisberg sampai tahun 1841. Ia meninggal di Gottingen pada tanggal 14 Agustus 1841.


         
Nama Herbart kemudian diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an.konsep utama pemikiran Herbartianisme ialah apperceptive mass, sebuah istilah yang khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan Herbart, proses belajar atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan-hubungan antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Konsep ini sampai sekarang masih digunakan secara luas dalam dunia pengajaran, yakni yang kita kenal dengan istilah apresiasi sebagai salah satu tahapan dengan kegiatan mengajar-belajar.
            Aliran pemikiran Herbartianisme, menurut Reber (1988), adalah pendahuluan pemikiran psikoanlisis Freud dan pengaruh besar terhadap pemikiran psikologi eksperimental Wundt. Ia juga dianggap sebagai pencetus gagasan-gagasan pendidikan gaya baru yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang.
            Buku pedagogics (ilmu tentang mengajar) adalah karya yang dianggap menumental, “sesuatu yang agung”. Karya besar lainnya yang berhubungan dengan psikologi pendidikan, application of psychology to the science of education (penerapan psikologi untuk ilmu pendidikan).
            Sebagai catatan pelengkap mengenai ilmuwan besar yang berpengaruh tersebut, penyusun kutipan sebagai pandangan yang berhubungan dengan pendidikan, yaitu ... regards history the most potent to study in developing child character, next to it the clases nature studies, and lastly he places formal studies such as readding, writting, arithmetic (David, 1972). Dalam pandangan Herbart, mata pelajarang yang paling jitu untuk mengembangkan watak anak adalah sejarah. Kemudian untuk pengajaran selanjutnya adalah ilmu-ilmu alam, dan sebagai pelajaran akhir yang perlu diberikan kepada anak adalah bidang-bidang studi formal seperti membaca, menulis, dan berhitung.
            Selanjutnya, psikologi pendidikan lebih pesat berkembang di Amerika Serikat, meskipun tanah kelahirannya sendiri di Eropa. Kemudian, dari negara adidaya tersebut psikologi pendidikan menyebar keseluruh benua hingga sampailah ke Indonesia. Meskipun perkembangan psikologi pendidikan di Eropa dianggap tidak seberapa, kenyataannya psikologi tersebut tidak
8
lenyap atau tergeser oleh perkembangan psikologi pengajaran dan didaksologi. Salah satu bukti masih dipakai dan dikembangkannya psikologi tersebut di Eropa, khususnya di Inggris adalah masih tetap diterbitkannya sebuah jurnal Internasional yang bernama British Journal of Educational Psychology.
            Sekarang,semakin dewasa usia psikologi pendidikan, semakin banyak pakar psikologi dan pendidikan yang berminat mengembangkan. Hal ini terbukti dengan semakin banyak fakultas psikologi dan fakultas pendidikan di universitas-universitas terkenal di dunia yang membuka jurusan atau spesialisasi keahlian psikologi pendidikan dengan fasilitas belajar yang lengkap dan modern. Sayang, dinegara kita jurusan psikologi pendidikan yang biasanya digabung dengan bimbingan dan penyuluhan (BP) itu sudah amat jarang diselenggarakan pada fakultas keguruan baik negeri maupun swasta.
            Kenyataan lain yang menunjukkan kepesatan perkembangan psikologi pendidikan adalah semakin banyaknya ragam cabang psikologi dan aliran pemikiran psikologis yang turut berkiprah dengan riset-riset psikologi pendidikan. Cabang dan aliran psikologi yang datang silih berganti manamakan pengaruhnya terhadap psikologi pendidikan, di antaranya yang paling menonjol adalah :
1.      Aliran Humanisme dengan tokoh-tokoh utama J.J Rousseau, Abraham Maslow dan C. Rogers;
2.      Aliran Behabiorisme dengan tokoh utama J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner;
3.      Aliran Psikologi Kognitif dengan tokoh utama J. Piaget, J. Bruner, dan D. Ausbel.









Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan berikut ini :
1.      Obyek penelitiannya adalah sejumlah fakta dan masalah masalah pendidikan yang
ditinjau dari dasar dan aplikasi pendidikan
2.      Sistematika, yaitu telah memiliki suatu kerangka prinsip atau kebenaran dasar yang tersusun secara teratur dan merupakan suatu kebulatan konseptual
3.      Metode atau teknik penelitian yang memadai, termasuk metode eksperimen
4.      Medan kerja atau aplikasi yang pasti, yaitu di bidang pendidikan
5.      Pencipta dan pendukung keilmuannya, yaitu para psikagog (ahli psikologi pendidikan), psikolog dan pendagog.
Adapun sasaran studi psikologi pendidikan yang paling mendasar, yaitu :
-          Individu individu kelompok siswa
-          Kapasitas atau kemampuan dasar individu dan perlengkapannya
-          Lingkungan sekitar dari individu, dan
-          Kegiatan kegiatan individu dan hasilnya berkaitan dengan pendidikan.

Psikologi pendidikan berkonsentrasi penuh pada pembahasan pembahasan masalah yang terdapat di dalam psikologi maupun ilmu pendidikan. Misalnya, masalah penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, metode belajar, dan periode periode pertembuhan dan perkembangan anak. Sejauh ini psikologi pendidikan merupakan ilmu yang dipraktikan dalam proses edukatif dari atau semenjak manusia dilahirkan ke dunia hingga meninggal. Proses edukatif tersebut meliputi bidang bidang pendidikan dari siswa sebagai berikut :
-          Peserta didik, meliputi : perkembangan anak didik (siswa), perbedaan individual, kecerdasan, kepribadian, dan kesehatan mental anak (peserta didik atau siswa).

10
-          Proses belajar, meliputi : proses belajar, motivasi belajar, faktor faktor yang mempengaruhi belajar, diagnostik mengenal problema belajar
-          Evaluasi terhadap performasi belajar, penggunaan metode statistik dalam penelitian dan pelaksanaan riset dalam problema pendidikan
-          Pimpinan usaha pengembangan kualitas pendidikan, meliputi kepemimpinan dan perencanaan pendidikan.
Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Fudyartanto (2002), ada lima cakupan besar :
1.      Tinjauan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak
2.      Dasar dan potensi anak didik
3.      Proses dan teori belajar
4.      Evaluasi potensi dan hasil belajar
5.      Membina kesehatan mental dan fisik siswa






DAFTAR PUSTAKA


Sumber : Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Hal : 22-24.PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung. Indonesia.