Definisi
psikologi pendidikan
a.
Definisi
psikologi
Psikologi bersumber dari bahasa
yunani yaitu psyche yang berarti jiwa, logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi memang berarti ilmu jiwa. Karena beberapa alasan tertentu ( seperti timbulnya konotasi atau arti lain
yang menganggap psikologi sebagai imu yang menyelidiki jiwa ),
sekurang-kurangnya selama dasarwasa terakhir ini menurut hemat penyusun istilah
ilmu jiwa itu sudah angat jarang dipakai orang. Psikologi pada mulanya,
digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka daalam
memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang
primitif sampai yang modern.Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para
ilmuwan dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada di
luar kaidah keilmuan dan etika filosofis. Kaidah saintifik dan patokan etika
filosofis ini tidak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan psikologi (Reber,
1988).
Namun secara lebih spesifik,
psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam
hubungan ini, psikologi di definisikn sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
perilaku manusia, alasan dan cara melakukan sesuatu, dan juga memahami cara
makhluk tersebut berpikir dan berperasaan (Gleitman, 1986) menurut Chaplin
(1972) psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan,
juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika
mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa peristiwa kemasyarakatan
yang mengubah lingkungan. Selanjutnya dalam ensiklopedia pendidikan,
Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai cabang ilmu
pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan
kegiatan-kegiatan jiwa.Dalam ensiklopedia ini dibatasi pula bahwa gejala dan
kegiata jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan
lingkungan.
b.
Definisi
pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini
mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran .selanjutnya
pengertian “pendidikan” menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat
diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena
pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Jika pengertian seperti
ini kita pedomani, setiap orang yang berkewajiban mendidik ( seperti guru dan
orang tua ) tentu harus melakukan perbuatan mengajar. Padahal, mengajar pada
umumnya diartikan secara sempit dan formal sebagai kegiatan menyampaikan materi
pada pelajaran kepada siswa agar ia menerima dan menguasai materi pelajaran
tersebut, atau dengan kata lain agar siswa tersebut memiliki ilmu pengetahuan.
c.
Definisi
psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah sub
disiplin psikologi bukan psikologi itu sendiri. Mereka menganggap psikologi
pendidikan tidak memiliki teori, konsep, dan metode sendiri. Hal ini konon
terbukti dengan banyaknya hasil hasil riset psikologi lain yang diangkat
menjadi teori, konsep, dan metode psiokologi pendidikan. Salah seorang ahli
yang menganggap pendidikan sebagai subdisplin psikologi terapan (applicable)
adalah Arthur S Reber (1988) dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah
sebuah subdisiplin ilmu psikologi adalah berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal hal sebagai berikut
1.
Penerapan
prinsip prinsip dalam kelas
2.
Pengembangan
dan pembaruan kurikulum
3.
Ujian
dan evalusi bakat dan kemampuan
4.
Sosialisasi
proses proses dan interaksi proses proses tersebut dengan pendayagunaan ranah
kognitif
5.
Penyelenggaraan
pendidikan keguruan
Secara
lebih sederhana dan praktis, Barlow (1985) mendefinisikan psikologi pendidikan
sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan
serangkaian sumber sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagai
seorang guru dalam proses mengajar belajar secara lebih efektif. Tekanan
definisi ini secara lahiriah hanya berkisar sekitar proses interaksi antar guru
dan siswa dalam kelas. Sementara itu, Tardif (1987) mendefinisika psikologi
pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan
pngetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha usaha pendidikan, adapun ruang
lingkupnya meliputi :
1.
Situasi
atau tempat yang berhubungan dengan mengajar dan belajar
2.
Tahapan
tahapan dalam mengajar dan belajar
3.
Hasil
hasil yang dicapai oleh proses mengajar dan belajar
Selanjutnya,
berdasarkan pertimbangan definisi definisi di atas dan diperkuat kenyataan
sehari hari, dapat dipastikan bahwa disiplin psikologi pendidikan pada dasarnya
mencurahkan perhatiannya pada perbuatan atau tindak tanduk orang orang yang
belajar dan mengajar.Oleh karenanya, psikologi pendidikan mempunyai 2 objek
riset dan kajian.
1.
Siswa,
yaitu orang orang yang belajar, termasuk pendekatan strategi faktor yang
mempengaruhi, dan prestasi yang dicapai.
2.
Guru,
yaitu orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk metode, model,
strategi dan lain lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian materi pelajaran.
Witherington
(Buchori, 1978) menegaskan pendiriannya bahwa psikologi pendidikan itu bukan hanya
sebagai psikologi terapan yang seolah olah tidak memiliki
hak hidup sendiri. Alasan
yang dikemukakannya adalah psikologi pendidikan sebagai sebuah sains telah
memiliki sendiri hal hal berikut.
1.
Susunan
prinsip prinsip dan kebenaran kebenaran dasar yang tersendiri
2.
Faktor
faktor yang bersifat objektif dan dapat diperiksa kebenarannya
3.
Teknik
teknik khusus yang berguna untuk melakukan penyelidikan dan risetnya sendiri.
Pendidikan,
selain merupakan prosedur juga merupakan lingkungan yang menjadi tempat
terlibatnya individu yang sering berinteraksi. Dalam interaksi antarindividu
ini baik antara guru dengan para siswa maupun antar siswa dengan siswa lainnya,
terjadi proses dan peristiwa psikologis. Peristiwa dan proses psikologis ini
sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru dalam
memperlakukan siswa secara tepat. Para pendidik khususnya para guru di sekolah,
sangat diharapkan memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang memadai agar
dapat mendidik para siswa melalui proses mengajar-belajar yang berdaya guna dan
berhasil guna.
Ada beberapa hal penting
mengenai kajian psikologi pendidikan, antara lain :
1.
Psikologi
pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil hasil
temuan riset psikologis
2.
Hasil
hasil temuan riset psikologis tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa
hingga menjadi konsep konsep, teori teori, dan metode metode serta strategi
strategi yang utuh
3.
Konsep,
teori, metode, hingga strategi tersebut kemudian disistematisasikan sedemikian
rupa hingga menjadi “repertoire of resources” yakni rangkaian sumber yang
berisi pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik praktik
kependidikan khususnya dalam proses mengajar-belajar.
Sejarah
singkat psikologi pendidikan
Sejarah
khusus yang mengungkapkan secara cermat dan luas tentang psikilogi pendidikan,
hingga kini sesungguhnya masih perlu dicari. Hal ini terbukti karena kebanyakan
karya tulis yang mengungkapkan “riwayat hidup” psikologi pendidikan masih
sangat langka. Karya tulis yang membahas riwayat psikologi yang sekarang pada
umumnya tentang berbagai psikologi yang dicampur aduk menjadi satu, sehingga
menyulitkan identifikasi terhadap jenis psikologi tertentu yang ingin
diketahui.
Uraian
kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon pernah
dilakukan secara sederhana oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphy
pada tahun 1929 dan Burt pada tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi
pendidikan yang berkembang di wilayah Inggris (David, 1972). Sudah tentu
riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tidak dapat kita jadikan
acuan bukan hanya karena keterbatasan wilayah pengembangannya saja, melainkan
juga karena telah kadaluarsa karya-karya tulisan tersebut.
Kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri bahwa penggunaan psikologi dalam dunia pendidikan sudah berlangsung
sejak zaman dahulu meskipun istilah psikologi pendidikan pada masa awal
pemanfaatannya belum dikenal orang. Namun, dengan perkembangan sains dan
teknologi, akhirnya lahir dan berkembang secara resmi (belum diketahui
tahunnya) sebuah cabang khusus psikologi yang disebut psikologi pendidikan itu.
Kemudian menurut David (1972) pada umumnya para ahli memandang bahwa Johan
Friedrich Hrbart adalah bapak psikologi pendidikan yang konon menurut para ahli
masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya.
Herbart adalah seorang filosof dan
pengarang ternama yang lahir di Oldenburgh, Jerman, pada tanggal 4 Mei 1776.
Pada saat usianya menginjak 29 tahun is menjadi dosen filsafat di Gottingen dan
mencapai puncak kariernya pada tahun 1809 ketika dia diangkat menjadi ketua
Jurusan Filsafat di Konisberg sampai tahun 1841. Ia meninggal di Gottingen pada
tanggal 14 Agustus 1841.
Nama
Herbart kemudian diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut
Herbartianisme pada tahun 1820-an.konsep utama pemikiran Herbartianisme ialah apperceptive mass, sebuah istilah yang khusus diperuntukkan bagi pengetahuan
yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan Herbart, proses belajar atau
memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan-hubungan
antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Konsep ini sampai
sekarang masih digunakan secara luas dalam dunia pengajaran, yakni yang kita
kenal dengan istilah apresiasi sebagai salah satu tahapan dengan kegiatan
mengajar-belajar.
Aliran pemikiran Herbartianisme,
menurut Reber (1988), adalah pendahuluan pemikiran psikoanlisis Freud dan
pengaruh besar terhadap pemikiran psikologi eksperimental Wundt. Ia juga
dianggap sebagai pencetus gagasan-gagasan pendidikan gaya baru yang pengaruhnya
masih terasa hingga sekarang.
Buku pedagogics (ilmu tentang mengajar) adalah karya yang dianggap
menumental, “sesuatu yang agung”. Karya besar lainnya yang berhubungan dengan
psikologi pendidikan, application of
psychology to the science of education (penerapan psikologi untuk ilmu
pendidikan).
Sebagai catatan pelengkap mengenai
ilmuwan besar yang berpengaruh tersebut, penyusun kutipan sebagai pandangan
yang berhubungan dengan pendidikan, yaitu ... regards history the most potent to study in developing child character,
next to it the clases nature studies, and lastly he places formal studies such
as readding, writting, arithmetic (David, 1972). Dalam pandangan Herbart,
mata pelajarang yang paling jitu untuk mengembangkan watak anak adalah sejarah.
Kemudian untuk pengajaran selanjutnya adalah ilmu-ilmu alam, dan sebagai
pelajaran akhir yang perlu diberikan kepada anak adalah bidang-bidang studi
formal seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Selanjutnya, psikologi pendidikan
lebih pesat berkembang di Amerika Serikat, meskipun tanah kelahirannya sendiri
di Eropa. Kemudian, dari negara adidaya tersebut psikologi pendidikan menyebar
keseluruh benua hingga sampailah ke Indonesia. Meskipun perkembangan psikologi
pendidikan di Eropa dianggap tidak seberapa, kenyataannya psikologi tersebut
tidak
8
lenyap
atau tergeser oleh perkembangan psikologi pengajaran dan didaksologi. Salah
satu bukti masih dipakai dan dikembangkannya psikologi tersebut di Eropa,
khususnya di Inggris adalah masih tetap diterbitkannya sebuah jurnal
Internasional yang bernama British Journal
of Educational Psychology.
Sekarang,semakin dewasa usia
psikologi pendidikan, semakin banyak pakar psikologi dan pendidikan yang
berminat mengembangkan. Hal ini terbukti dengan semakin banyak fakultas
psikologi dan fakultas pendidikan di universitas-universitas terkenal di dunia
yang membuka jurusan atau spesialisasi keahlian psikologi pendidikan dengan
fasilitas belajar yang lengkap dan modern. Sayang, dinegara kita jurusan
psikologi pendidikan yang biasanya digabung dengan bimbingan dan penyuluhan (BP)
itu sudah amat jarang diselenggarakan pada fakultas keguruan baik negeri maupun
swasta.
Kenyataan lain yang menunjukkan
kepesatan perkembangan psikologi pendidikan adalah semakin banyaknya ragam
cabang psikologi dan aliran pemikiran psikologis yang turut berkiprah dengan
riset-riset psikologi pendidikan. Cabang dan aliran psikologi yang datang silih
berganti manamakan pengaruhnya terhadap psikologi pendidikan, di antaranya yang
paling menonjol adalah :
1. Aliran
Humanisme dengan tokoh-tokoh utama J.J Rousseau, Abraham Maslow dan C. Rogers;
2. Aliran
Behabiorisme dengan tokoh utama J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner;
3. Aliran
Psikologi Kognitif dengan tokoh utama J. Piaget, J. Bruner, dan D. Ausbel.
Ruang
Lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan telah memenuhi persyaratan
sebagaimana yang telah ditetapkan berikut ini :
1.
Obyek
penelitiannya adalah sejumlah fakta dan masalah masalah pendidikan yang
ditinjau dari dasar dan aplikasi pendidikan
2.
Sistematika,
yaitu telah memiliki suatu kerangka prinsip atau kebenaran dasar yang tersusun
secara teratur dan merupakan suatu kebulatan konseptual
3.
Metode
atau teknik penelitian yang memadai, termasuk metode eksperimen
4.
Medan
kerja atau aplikasi yang pasti, yaitu di bidang pendidikan
5.
Pencipta
dan pendukung keilmuannya, yaitu para psikagog (ahli psikologi pendidikan),
psikolog dan pendagog.
Adapun sasaran studi
psikologi pendidikan yang paling mendasar, yaitu :
-
Individu
individu kelompok siswa
-
Kapasitas
atau kemampuan dasar individu dan perlengkapannya
-
Lingkungan
sekitar dari individu, dan
-
Kegiatan
kegiatan individu dan hasilnya berkaitan dengan pendidikan.
Psikologi
pendidikan berkonsentrasi penuh pada pembahasan pembahasan masalah yang
terdapat di dalam psikologi maupun ilmu pendidikan. Misalnya, masalah penilaian
hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, metode belajar, dan periode periode
pertembuhan dan perkembangan anak. Sejauh ini psikologi pendidikan merupakan
ilmu yang dipraktikan dalam proses edukatif dari atau semenjak manusia
dilahirkan ke dunia hingga meninggal. Proses edukatif tersebut meliputi bidang
bidang pendidikan dari siswa sebagai berikut :
-
Peserta
didik, meliputi : perkembangan anak didik (siswa), perbedaan individual,
kecerdasan, kepribadian, dan kesehatan mental anak (peserta didik atau siswa).
10
-
Proses
belajar, meliputi : proses belajar, motivasi belajar, faktor faktor yang
mempengaruhi belajar, diagnostik mengenal problema belajar
-
Evaluasi
terhadap performasi belajar, penggunaan metode statistik dalam penelitian dan
pelaksanaan riset dalam problema pendidikan
-
Pimpinan
usaha pengembangan kualitas pendidikan, meliputi kepemimpinan dan perencanaan
pendidikan.
Ruang lingkup psikologi
pendidikan menurut Fudyartanto (2002), ada lima cakupan besar :
1.
Tinjauan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak
2.
Dasar
dan potensi anak didik
3.
Proses
dan teori belajar
4.
Evaluasi
potensi dan hasil belajar
5.
Membina
kesehatan mental dan fisik siswa
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber : Syah, Muhibbin. 2010.
Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Hal : 22-24.PT. Remaja Rosdakarya
Offset. Bandung. Indonesia.